Tak
banyak yang tahu bahwa ilmuwan-ilmuwan Indonesia juga turut serta
menyumbang pemikiran bahkan penemuan-penemuan penting yang berdampak
pada kemajuan dunia. Untuk mengapresiasinya, Indonesia Berprestasi
bermaksud membuat ulasan singkat mengenai beberapa penemuan yang
dimaksud. Ini dia:
1955
Teori 23 Kromosom
Dr. Joe Hin Tjio, seorang ahli Cytogenetics asal Indonesia menemukan
fakta bahwa kromosom manusia berjumlah 23 buah. Melalui penelitian di
laboratorium Institute of Genetics of Sweden’s University of Lund,
temuannya berhasil mematahkan keyakinan para ahli genetika bahwa jumlah
kromosom adalah 24 buah. Ia berhasil menghitung jumlah kromosom
dengan tepat setelah menyempurnakan teknik pemisahan kromosom manusia
pada preparat gelas yang dikembangkan Dr. T.C. Hsu di Texas
University, AS.
1961
Pondasi Cakar Ayam
Teknologi ini ditemukan oleh Prof. Dr. Ir. Sedijatmo ketika ia sebagai
pejabat PLN diminta mendirikan 7 menara listrik tegangan tinggi di
daerah rawa-rawa Ancol, Jakarta. Pondasi yang dibuatnya ternyata mampu
mengurangi hingga 75% tekanan pada permukaan tanah di bawahnya
dibandingkan dengan pondasi biasa. Pondasi cakar ayam ini kemudian
digunakan di Bandara Juanda, Surabaya yang memungkinkan landasan
menahan beban hingga 2.000 ton atau seberat pesawat super jumbo jet.
Selain di Indonesia teknologi yang sudah dipatenkan ini juga digunakan
di 9 negara lain, seperti Jerman, Inggris, Perancis, Italia, Belgia,
Kanada, AS, Belanda.
1979
Ketela Pemadam Api
Ketika sedang melakukan uji coba menggunakan cairan pelumas berbahan
kulit ketela pohon di Queen Marry College-London University, Inggris,
Randall Hartolaksono menemukan teknologi untuk memadamkan api secara
efektif dan ramah lingkungan. Ketika itu, cairan buatannya tidak
sengaja tumpah dan memadamkan api yang sedang menyala. Setelah
diteliti lebih lanjut, ternyata diketahui bahwa cairan tersebut jika
terkena panas akan mengeluarkan uap yang dapat menyerang api. Kini
temuannya digunakan di berbagai perusahaan pertambangan di penjuru
dunia sebagai solusi untuk mengatasi kebakaran
1983
Pesawat CN-235
Adalah pesawat dengan mesin turbo propeller hasil kerjasama Industri
Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) dengan CASA asal Spanyol. Pesawat ini
mampu mengangkut 2 pilot hingga 45 orang penumpang dengan kecepatan
maksimal 509 km per jam dan jarak tempuh 796 km. Pesawat ini kemudian
digunakan oleh berbagai maskapai penerbangan sipil dan militer di
sejumlah negara di dunia
1998
Kromatografi Tercepat
Di bawah bimbingan Profesor Toyohide Takeuchi di Universitas Gipu,
Jepang, pada tahun 1998, Prof. Dr. Rahmiana Zein, yang saat itu sedang
melakukan penelitian untuk disertasi doktor bidang kimia menemukan
teknik kromatografi tercepat di dunia. Jika sebelum ini peneliti
membutuhkan waktu antara 1.000 dan 100 menit untuk membedah senyawa
kimia, teknik yang digunakan Rahmiana Zein mampu mendiagnosis senyawa
kimia dalam waktu kurang dari 10 menit.
2000
Teknik Pengeringan Sperma
Teknik pengeringan – yang disebut sebagai evaporative drying – serta
penyimpanan sperma dalam ruangan bertemperatur kamar ditemukan oleh
Mulyoto Pangestu, seorang mahasiswa Indonesia yang sedang mengambil
gelar Ph.D di Monash University, Australia. Uniknya, Mulyoto berhasil
melakukannya menggunakan perlengkapan yang dapat ditemukan dengan mudah
dan murah. Penemuannya ini dipatenkan di Australia dan menjadi milik
Monash University. Akan tetapi, Mulyoto tetap tercatat sebagai
penemunya.
2005
Persamaan Helmholtz
Persamaan matematika ini berhasil dipecahkan oleh Yogi Ahmad Erlangga,
dosen ITB asal Tasikmalaya. Ketika memecahkan rumus tsb, Yogi sedang
menempuh program Ph.D di Delft University of Technology, Belanda.
Persamaan Helmholtz yang berhasil dipecahkannya, membuat banyak
perusahaan minyak dunia gembira. Pasalnya, dengan rumus temuan Yogi
itu mereka dapat lebih cepat dalam menemukan sumber minyak di perut
bumi. Rumusnya juga bisa diaplikasikan di industri radar, penerbangan,
dan kapal selam
2006
Pemindai 4 Dimensi
Electrical Capacitance Volume Tomography ditemukan oleh Dr. Warsito
Purwo Taruno dan dipatenkan secara internasional. ECVT merupakan
teknologi yang menggunakan sensor medan listrik statis yang bisa
menampilkan gambar 4 dimensi dari tingkah laku gas dan partikel di
dalam reaktor tertutup. Teknologi ECVT ini diperkirakan dapat mengubah
drastis perkembangan riset dan teknologi di berbagai bidang, mulai
dari energi, proses kimia, kedokteran, hingga nano-teknologi.
2010
Sistem Telekomunikasi 4G berbasis OFDM
Bersama koleganya, Khoirul Anwar, alumni ITB kelahiran Kediri ini
merombak pakem efisiensi alat komunikasi. Ia mematenkan temuannya
seputar sistem telekomunikasi 4G berbasis OFDM (Orthogonal Frequency
Division Multiplexing). Atas karyanya, Khoirul Anwar mendapat
penghargaan pada 2010, dari Institute of Electrical and Electronics
Engineers Vehicular Technology Conference (IEEE VTC), Taiwan.
terselubung.blogspot.com/2012/09/9-jejak-sains-indonesia-di-dunia.html