Minggu, 06 September 2009


"sudahlah nduk,tak baik bersikap begini.bagaimana bila ndoro tahu,kami tahu siapa kami,kasta kita berbeda " kata seorang ibu tua sambil mengelus rambut seorang gadis cantik puteri Raden Mas Suromenggolo.Seorang yang sangat ia dan keluarganya hormati dan junjung tinggi.karena selain seorang ningrat terkaya didusun itu,juga tempat ia dan keluarganya mengabdi.menjadi abdi dalem yang turun temurun sejak kakek dan neneknya,turun ke orang tuanya,dan sekarang dia dan anak semata wayangnya mengabdikan dirinya kepada keluarga ningrat yang kaya dan baik ini.

" Tidak mbok,aku tidak mau menerima pinangan adipati itu..aku tidak mencintainya.aku hanya mencintai Baskara" berkata gadis itu sambil terisak dipangkuan simbok yang mengasuhnya sejak lahir.sejak ibu kandungnya meninggal tak lama setelah ia dilahirkan.

Terdengar suara Simbok perlahan menahan haru yg sedari tadi menghimpit dadanya."nduk,anakku,sudah menjadi takdir bahwa kaum kita,hanya bisa pasrah menerima nasib yg ditentukan oleh orang tua kita.kita tidak mampu membantah titah dari Ndoro Raden ayahmu".

Sementara itu dibalik bilik bambu kamar simbok,seorang pemuda yg tak kalah gundah,mendengarkan semua pembicaraan simbok dan gadis itu.Baskara adalah anak kandung simbok yg juga merupakan teman bermain sedari kecil gadis itu.terlihat bibirnya mengatup,matanya berkaca-kaca.terasa hatinya diiris sembilu mendengar semua itu.Ingin ia menghambur kedalam kamar,memeluk dan menghibur gadis itu,seperti yg selama ini ia lakukan.Tapi semua itu tertahan diangan angan.Ia dan simbok,ibunya,tahu betul siapa Raden Mas Suro menggolo.Seorang ningrat yang telah memberikan terlalu banyak budi kebaikan kepada keluarganya.Tak mungkin Ia kini mengkhianati dan membuat malu keluarga Ningrat itu.

Didalam kamar tidak terdengar tangis lagi,hanya tinggal isak lembut gadis itu.mata simbok tak kuasa menahan turunnya air dari mata tuanya.sambil masih mengelus rambut gadis itu dia berkata lirih:

"Nduk,lupakan Baskara,lupakan semua yg terjadi diantara kalian.semua itu tidak harus terjadi.demi kebahagiaan Ndoro,demi kebahagiaanmu,turuti semua titah ayahmu nduk ".

Tangis gadis itu pecah kembali namun tak sehebat tadi.kemudian diantara isak tangisnya ia berkata-kata.Namun semua itu tak terdengar lagi oleh Baskara yang dengan langkah gontai meninggalkan rumah itu tanpa tujuan,.yg dia bawa hanyalah kepedihan dan kehancuran hatinya yang tak mampu melawan nasibnya dan nasib gadis pujaannya.

Dan beberapa tahun kemudian munculah seorang pujangga yg terkenal dengan sajak-sajakinya yg sangat menyentuh menulis sebuah sajak:

Kasih,betapa indah malam yg berhias purnama ini.

tapi bukan milik kita

betapa merdu kidung yg bersenandung dimalam sunyi

tapi bukan milik kita

semua keindahan ini bukan diciptakan untuk kita

semua kebahagiaan itu hanya semu....hanya kembang tidur.

adakah setitik nyala yang tersisa ditengah kehampaan ini

rasanya tak mungkin menggapai asa masa lalu

tuk kita reguk dimasa datang

kini aku sendiri, terhempas , terluka,



dan nun jauh disana...seorang perempuan yg sedang menggendong anaknya hanya bisa memejamkan matanya sambil mengusap butir airmatanya yg tak mampu ia tahan.........
oleh:Bey

Bandung,September 2009

Categories:

0 comments:

Posting Komentar

Feel Free to Comment this post

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!